Pages

Friday, July 20, 2018

Malin kundang

Have you ever heard the story of Malin Kundang?, ...


In Indonesia the story is called Malin Kundang, and the legend is based in West Sumatra. Air manis, "a beach near Padang", has a rock formation called batu Malin Kundang that is said to be the remains of his ship. Another Indonesian folks story which is alike but take the different location is the legend of Sampuraga. The legend is based in central Borneo. Belantikan hulu, a remote area along the river Lamandau, Indonesia, has a rock formation called bukit Sampuraga which is believed to be the ruins of his ship. read more

malin kundang from west sumatra, learning Bahasa Indonesia through a story

When I was in Elementary School this story was very popular and interesting to read. So, for you who want to learn Indonesian through a story, you can visit this blog. It's free. 

Malin Kundang, The cursed Master Goldrich. 
This is a story from Indonesia, West Sumatra, Padang. A child who did something terrible to his mother. 

           Once upon a time, there was a young boy named Malin Kundang. He lived with his mother near the sea. His father has died in the sea a long time ago when he was a baby. Malin and his mother were poor and had to live hard. But they love each other very much. They lived in a very simple house and wore simple clothes as well. Every day Malin collected fish from the sea and his mother dried them on the beach. And later sell them in the market. It so happened that, one day, Malin fell down and hurt his right hand. This left a mark that only him and his mother would know about.
Malin grew into a strong and handsome young man. He caught more and more fish every day. While his mother grew older and older. One night in the kitchen, Malin said to his mother: “I want to go to the other island”. “What for my son?” asked his mother. “I want that one day I return home with a lot of money, to take care of you when you are older” said Malin. Although she was worried and did not want him to go, but the mother finally walk him to the beach. “My son, if you are successful and become a rich person, promise me that you would not forget your mother and also your village” said his mother. “Yes mother, I promise” said Malin and then he left.

           Far and far away from home in the other island, Malin worked hard. By saving money bit-by-bit, over years Malin became a wealthy merchant, and then has a big ship, and finally he has a lot of ships and a load of money. When marrying a beautiful Indian Princess, Malin said: “I was born in a Noble Family, my name is Goldrich”. From then on, he is known as “Master Goldrich” a noble man, born from a noble family. No one knows, and he never told anyone that actually he has a poor mother, and old woman who dried fish on the beach. Malin has intentionally forgotten his mother and his village.
Meanwhile, back in the village in a small far away island, a mother missed her son. “Oh my son, what has happened to you, where are you now?” the old woman cried as she looked at the sea. Every day she waited at the beach while praying for his son to be safe, rich, and to grow into a good man. She waited years after years, but there was no news about her son, never any news for her. Tired of waiting, the old woman grew weaker and weaker. Living all alone, the poor old woman is so sad, she got ill, and no one is taking care of her.

One bright and shiny day, a neighbor hurried to the old woman’s dying bed. “Grandma, there is a big ship arriving at the port. The owner is a rich man named Master Goldrich” she said. With great difficulty, the old woman came to the port. And when the Master Goldrich waved his hand to welcome the villagers, the woman saw the mark at his right hand. “Thank God” shouted the old woman happily, “Malin, my son, has returned home to me as he promised”. And then she hurried home. At home, the old woman prepared his son’s favorite food, steamed rice and dried fish. She put on her tattered blouse and head scarf. And then hurried back to the port. The news of his son coming home has cured her from illness. At the port the woman stood by the big ship and shouted: “Malin my son, welcome home. This is your mother. I bring your favorite food for you, steamed rice and dried fish”. She was so glad, her eyes was full of tears of happiness.

In the meantime, on board the big ship, the Princess who heard the old woman asked: “My dear husband, who is that old woman wearing tattered clothes at the port?”, “She said that she is your mother and is bringing food for you” The Master Goldrich was ashamed that his mother is a poor woman from a fishing village. He said curtly: “No, she is not my mother, and I do not come from this poor village”. He went to the stern and shouted: “Go away old woman! I don’t know you!” Of course this was not turn. Malin has broken his promise. The old woman fell down and cried so sad: “But I know you are my son, Malin that mark in your right hand is the proof” said the woman in sorrow. Goldrich shouted back: “Go away old woman, you are NOT my mother, go away!”

            All of sudden, as soon as the old woman’s tears touched the ground, the sky turned black and “Blaarrr”, thunder lighting struck again and again. For the whole night there was pouring rain and thunderstorm. Everyone went home taking cover and no one knew what happened at the port. In the morning, the sun was shining again ever so brightly. “But where is the big ship?” everyone was asking to one another. There was no big ship. Instead, there was a huge black rock that looked like person. “The ship and Master Goldrich has turned into huge black rock!” said the other.
That was the end of the story of Malin Kundang, who broke her promise, betrayed his mother and himself.  

I will translate into Indonesian. Hopefully, help you in learning Indonesian and do not forget to visit that place when you come to Indonesia. Also, the vocabulary then
Read Also; Perbelanjaan /shopping
Malin Kundang, sang Master Goldrich yang terkutuk.
Ini adalah cerita dari Indonesia, Sumatera Barat, Padang. 
Seorang Anak yang melakukan sesuatu yang buruk pada ibunya.

     Dahulu kala, ada seorang anak bocah laki - laki bernama Malin Kundang. Dia tinggal bersama ibunya di dekat laut. Ayahnya telah lama meninggal sejak lama di laut ketika dia masih bayi. Malin dan ibunya miskin dan harus hidup keras. Tapi, Mereka sangat mencintai satu sama lain. Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana dan juga pakaian yang sangat sederhana. Setiap hari Malin mengumpulkan ikan dari laut dan ibunya mengeringkannya di pantai dan kemudian menjualnya ke pasar. Tanpa sengaja, suatu hari, Malin terjatuh dan melukai tangan kanannya. Ini meninggalkan tanda yang hanya diketahui olehnya dan ibunya. 
Malin tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat dan tampan. dia menangkap ikan semakin banyak setiap hari. Sementara ibunya bertambah tua dan semakin tua. Suatu malam di dapur Malin berkata kepada ibunya, "Saya ingin  pergi ke pulau lain", "Untuk apa Anakku?" tanya ibunya. "Saya ingin bahwa suatu hari nanti, saya pulang dengan banyak uang, untuk merawatmu ketika Ibu lebih tua " kata Malin. Meskipun dia khawatir dan tak ingin dia pergi, tetapi akhirnya ibunya mengantarkannya ke pantai. "Putraku, jika kamu sukses dan menjadi orang kaya, berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan melupakan ibumu dan juga desamu," kata ibunya. "Ya bu, aku janji" kata Malin, lalu dia pergi. 

          Jauh dan jauh di pulau lain, Malin bekerja keras. Dengan menyimpan uang sedikit demi sedikit selama bertahun - tahun, Malin pun  menjadi pedagang kaya dan memiliki kapal besar, hingga akhirnya dia memiliki banyak kapal dan kaya raya. Ketika menikahi seorang putri India yang cantik, Malin berkata: "Saya lahir di keluarga Mulia, nama saya adalah Goldrich. Sejak saat itu dia dikenal sebagai "Master Goldrich",  seorang lelaki bangsawan, lahir dari keluarga bangsawan. Tidak ada yang tahu dan dia tidak pernah memberitahu siapa pun bahwa sebenarnya dia memiliki ibu yang miskin, dan wanita tua yang mengeringkan ikan di pantai. Malin telah dengan sengaja melupakan ibunya dan desanya. 
Sementara itu, kembali ke desa di pulau kecil nan yang  jauh, seorang ibu merindukan putranya. "Oh, Anakku, apa yang terjadi padamu, di mana kamu sekarang?" wanita tua itu menangis ketika dia melihat laut. Setiap hari dia menunggu di pantai sambil berdoa agar putranya aman, kaya, dan bertumbuh menjadi pria yang baik. Dia menunggu tahun demi tahun selama bertahun - tahun, tetapi tidak ada berita tentang putranya, tidak pernah ada berita untuknya. Lelah menunggu, wanita tua itu pun semakin lemah dan lemah. Hidup sendirian, wanita tua miskin itu sangat sedih, dia sakit dan tidak ada yang merawatnya.

Suatu hari yang cerah dan berkilau, seorang tetangga bergegas ke tempat wanita yang sedang sekarat itu. "Ada kapal besar yang tiba di pelabuhan, pemiliknya adalah orang gaya bernama Master Goldfish," katanya. Dengan susah payah, wanita tua itu datang ke pelabuhan, dan ketika Tuan Goldrich melambaikan tangannya untuk menyambut para penduduk desa, wanita itu melihat tanda di tangan kanannya, "Syukurlah" teriak wanita itu dengan gembira, "Malin, Putraku telah kembali ke rumah untukku seperti yang dijanjikannya", dan kemudian dia bergegas pulang. Di rumah, wanita tua itu menyiapkan makanan kesukaan anaknya: nasi kukus, dan ikan kering. Dia mengenakan blus compang - camping dan syal kepala, kemudian bergegas kembali ke pelabuhan. Berita tentang putranya yang pulang telah menyembuhkannya dari sakitnya. Di pelabuhan, wanita tua itu berdiri di samping kapal besar dan berteriak, "Malin putraku, selamat datang di rumah. Ini ibumu. Saya membawa makanan kesukaanmu, nasi kukus dan ikan kering". Dia sangat senang matanya penuh dengan air mata kebahagiaan. 

Sementara itu, di atas kapal besar, sang putri yang mendengar wanita tua itu bertanya: "Suamiku sayang, siapa wanita yang mengenakan pakaian compang - camping di pelabuhan?", dia mengatakan bahwa dia adalah ibumu dan membawa makanan untukmu!. Tuan Goldrich merasa malu karena ibunya adalah wanita miskin dari desa nelayan. Dia berkata ketus, "Tidak, dia bukan ibuku, dan aku tidak berasal dari desa miskin ini". Dia pergi ke buritan dan berteriak: "Pergi wanita tua!, saya tidak mengenal anda!. Malin telah melanggar janjinya. Wanita tua itu jatuh dan menangis sangat sedih: "Tapi aku tahu kamu adalah putraku. "Malin! Tanda yang ditangan kananmu buktinya", kata wanita itu dalam kesedihan. Goldrich berteriak balik: "Pergi wanita tua, ANDA bukan ibu saya, pergilah!

         Tiba - tiba, begitu air mata wanita tua itu menyentuh tanah, langit menjadi hitam dan "blaaar" cahaya petir menerpa tak henti. Sepanjang malam ada hujan deras dan badai petir. Semua orang pulang ke rumah berlindung dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi di pelabuhan. Di pagi hari, Matahari kembali bersinar dengan sangat cerah. "Tapi di mana kapal besar itu?" semua orang saling bertanya satu sama lain. Tidak ada kapal besar. Sebaliknya, ada batu hitam besar yang tampak seperti orang, "Kapal dan tuan Goldrich telah berubah menjadi batu hitam besar!" kata yang lain. 

Itulah akhir kisah Malin Kundang yang melanggar janjinya, menghianati ibunya dan dirinya sendiri.

Vocabulary /kosakata
Cursed - terkutuk
Terrible - mengerikan
Once upon a time - pada suatu ketika dahulu kala
Far and far away from home - jauh dan jauh sekali dari rumah
One bright and shiny day - suatu hari yang cerah dan berkilau
In the meantime /meanwhile - sementara itu
All of sudden / tiba - tiba
Lived - tinggal hidup
Poor - miskin
Collected - mengumpulkan
Has died - telah meninggal mati
Lived hard - hidup keras
Dried - mengeringkan
Sell - menjual
Happened - terjadi
It so happened that - tanpa sengaja
Grew - telah tumbuh
Strong - kuat
Handsome - tampan ganteng
She was worried - dia khawatir
Walk him to the beach - mengantarkannya ke pantai
Walk - berjalan 
Fell down - terjatuh
Successful - sukses berhasil
Become - menjadi
Rich person - orang kaya
Promise me - janjilah untukku padaku
Island - pulau
Worked hard - bekerja keras
By saving money - dengan menyimpan uang
bit-by-bit /sedikit demi sedikit
Beach - pantai
Head scarf - penutup kepala syal kepala selendang kepala
Neighbor - tetangga 
Prince - pangeran
Princess - putri
The princess - sang putri
Owner - pemilik
Big ship - kapal besar


No comments:

Post a Comment